LampungUtara terdiri atas 23 kecamatan, dan salah satunya adalah Kecamatan, Abung Timur. Kecamatan ini memiliki beragam kekayaan budaya. Salah satunya adalah permainan anak tradisional. Beberapa permainan yang hingga kini biasa dimainkan adalah Kebabeng, Kikhikan, Pidak, Bedil Betung, Balang-balang, Gasing, Taplak, Bola Beracun. Kebabeng.

Permainan Tradisional dari Sumatera Utara Singkat Sumatera Utara[sunting] Sumatera Utara dengan ibukota Medan merupakan kota kedua terbesar di Sumatera Utara. Memiliki berbagai suku beragam mulai dari suku Batak, Nias, Melayu dan berbagai suku lainnya dari daerah yang bersebelahan seperti Sumatera Barat, Aceh, Riau dan daerah lainnya. Disamping adat, kebiasaan, tradisi yang beragam, di Sumatera Utara kita juga bisa temukan berbagai permainan tradisional yang menyebar di berbagai lokasi mulai dari Samosir, Karo, Tapanuli Selatan, Melayu, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Anak-anak masih memainkan berbagai permainanan tradisional yang menjadi warisan nenek moyang yang sangat memiliki nilai dan manfaat yang cukup besar. Permainan tradisional mendukung kearifan lokal serta menciptakan generasi yang sehat, ceria dan bahagia Tulisan ini membahas berbagai permainan tradisional yang ada di berbagai daerah yang ada di SUmatera Utara. Mulai dari jenisnya, prinsip, nilai filosofis dan manfaatnya. Kemudian di akhir tulisan juga mengupas beberapa penutup dan kesimpulan tentang permainan tradisional yang ada di daerah ini. Permainan Tradisional[sunting] Tradisional Pecah Piring[sunting] Permainan ini merupakan permainan yang paling banyak dimainkan oleh anak-anak yang ada di daerah ini. Kondisi lahan terbatas di perumahan tidak menjadi penghalang anak-anak untuk memainkan permainan pecah piring. Pemain terdiri dari 4-6 orang Bahan permainan Bola kecil bisa terbuat dari plastik/bola kasti, atau bola dibuat dari kertas yang digulung-gulung; pecahan-pecahan batu kecil/pecahan batu marmer/pecahan batu keramik Proses Permainan 1. Pecahan batu disusun di suatu tempat 2. Pemain dibagi menjadi dua kelompok 3. Dilakukan pengundian siapa kelompok yang duluan bermain 4. Kelompok yang menang mulai bermain,yang kalah berjaga 5. Salah satu anggota kelompok yang menang melempar bola ke arah susunan batu 6. Jika batu sudah rubuh dan berserak maka kelompok penjaga berusaha menghalangi kelompok yang main untuk menyusun batu dengan cara melempar bola ke arah anggota lawan yang mulai menyusun batu 7. Kelompok pemain berusaha menyusun batu seraya menghindari badan terkena lemparan bola 8. Permainan dianggap menang jika batu bisa disusun 9. Permainan akan berganti , jika salah satu kelompok yang dilempar terkena badannya Manfaat 1. Permainan ini sangat bermanfaat untuk melatih jiwa sportifitas. Latihan untuk berjiwa sportif akan semakin kuat, karena jika tidak konsisten, peserta bisa berbuat curang. Karena dinamika permainan sangat tinggi maka peluang untuk melakukan curang sangat tinggi. 2. Peserta harus memiliki stamina yang kuat sehingga melatih peserta lebih kuat karena permainan lebih banyak berlari, menghindari bola, melempar bola, dan jongkok kerjasama tim, karena tim harus bekerjasama dalam menyusun kembali batu-batu yang berserakan. Dan juga melindungi sesama tim dengan menyundul bola yang hendak dilempar ke salah satu teman yang jadi sasaran lawan. 2. Permainan Tradisional Marsitengka[sunting] Permainan ini terkadang di daerah lain disebut engklek. Bahan dan perlengkapan Gambar permainan di tanah dengan membuat garis atau di lantai dengan menggunakan kapur. Biasanya dua model gambar yaitu gambar perempuan atau tipe laki-laki; gacok terbuat dari pecahan batu pipih, pecahan keramik, ukuran kecil yang muat di telapak tangan atau punggung kaki. Peserta Minimal 2 orang, tapi sebaiknya tidak lebih 4 orang karena permainan dilakukan secara individu Proses Setelah melakukan proses penentuan siapa paling dulu bermain lewat hom pim pa atau gunting batu kertas. Peserta yang menang akan bermain terlebih dahulu Langkah-Langkah Permainan I 1. Taruh batu gacok di gambar awal biasanya bagian kaki dulu, jangan sampai keluar garis. 2. Langkahkan kaki dengan hanya satu kaki mulai dari bawah kaki, tengah badan, lebih atas leher dan paling atas kepala 3. Kembali ke posisi semula, seraya mengambil gacok dengan tangan 4. Lanjutkan proses atau tahapan 1-3, ke arah atas tengah badan, lebih ke atas dan terakhir ke bagian kepala 5. Letakkan gacok di atas punggung tangan, versi lain bisa sambil dibolak balik 6. Langkahi semua bagian gambar, mulai dari bawah sampai atas 7. Kembali lagi ke posisi awal, belakangi gambar, kemudian lempar gacok melalui atas kepala , ke arah belakang ke gambar . 8. Dimana gacok berhenti, itu menjadi ruang miliki kita, biasanya diarsir sebagai tanda bahwa bagian itu sudah miliki dan Larangan Jika anggota badan menyentuh garis, maka dianggap pelanggaran, permainan bisa dialihkan ke peserta lain. Jika gacok keluar dari garis maka permainan dialihkan pada orang lain Tradisional Galasin Perlengkapan dan Bahan Membuat kotak-kotak berupa garis melintang dan membujur. Bisa 4 kotak atau lebih, tinggal menarik garis Peserta Minimal 4 orang dibagi menjadi 2 kelompok Tahapan 1. Membagi kelompok menjadi 2 dua grup dengan kepesertaan seimbang 2. Menyepakati aturan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama proses bermain 3. Menyepakati waktu bermain, walau tidak ketat, biasanya anak-anak yang memainkan permainan tradisional sudah secara alami menyepakati berapa waktu permainan. Biasanya 1 -1,5 jam 4. Memastikan punishment hukuman atau reward hadiah yang akan didapatkan bagi kelompok yang menang atau yang kalah. Saat anak-anak bermain sangat banyak sekali jenis punishment atau reward ini, antara lain a. Yang menang digendong b. Yang kalah disuruh push up sampai belasan kali c. Disuruh nyanyi bagi yang kalah Proses Permainan Kelompok yang bermain berusaha berlari ke garis terakhir dengan mencoba menghindari terkena tangan lawan maka proses permainan berganti. Setiap orang harus melewati semua kotak yang ada. Dimulai dari kotak pertama sampai kotak terakhir. Kelompok dikatakan menang jika semua peserta lolos melewati semua kotak. Permainan galasin membutuhkan kekuatan dan tenaga yang lumayan besar karena energi berlari, menghindar cukup tinggi. Peserta juga harus awas dan gesit agar tidak tersentuh lawan main. Permainan ini tidak terlalu membutuhkan banyak alat dan bahan. Hanya memerlukan halaman yang luas. Karena akan ada petak-petak minimal 4 buah yang harus dilewati selama permainan berlangsung. Permainan akan sangat seru dan aktif dimana pergerakan hampir di seluruh tubuh peserta. Disamping itu, permainan ini juga membutuhkan kecermatan tinggi, karena saat kita memasuki petak-petak permainan, kaki kita tidak boleh tersentuh atau keluar dari garis. Di SUmatera Utara, beberapa daerah menerapkan aturan yang agak berbeda. Misalnya jumlah kotak, tetapi secara umum jenis, aturan, jumlah peserta dan penentuan menang dan kalah hampir sama. 4. Permainan Tradisional Lempar Sandal Sumber Foto Pribadi Salah satu permainan yang masih banyak ditemukan saat ini yaitu permainan lempar sandal. Permainan ini banyak ditemukan di daerah pinggiran Kota Medan, ibukota Sumatera Utara. Merupakan metamorfosa permainan pecah piring. Sehingga kepesertaan, aturan, proses dan penetuan kalah menang hampir 99 persen menyerupai pada permainan pecah piring. Hanya bedanya adalah perlengkapan permainan adalah sandal. Sementara pecah piring adalah serpihan marmer, ubin atau sejenisnya. Sandal-sandal peserta biasanya disusun sampai tinggi. Sandal yang lain digunakan untuk memecah susunan sandal. Jika tim I adalah yang kalah maka semua anggota akan mencoba melempar sandal ke setiap tubuh peserta. Setiap peserta yang mencoba kembali menyusun sandal yang terserak akan diancam dengan lemparan sandal. Dan lawan harus menghindar. Jika kena maka tim berubah posisi. Gantian tim yang menjaga menjadi pemain. Sama dengan tahapan permainan lain, maka permainan ini harus memiliki beberapa unsur a. Dimainkan oleh 2 dua grup bisa gabung antara laki-laki dan perempuan, atau bisa dipisahk berdasarkan laki-laki atau perempuan b. Bahannya adalah sandal para pemain yang dikumpul menjadi satu. Sehingga permainan ini sangat mudah dilakukan. Tidak perlu mencari bahan lain c. Dibandingkan permainan lain, saat terkena badan tergantung sandal yang dilempar. Jika sandal ringan terbuat plastik tidak terlalu sakit. Tapi bila sandalnya berat maka jika terkena badan akan terasa sakit. Biasanya peserta memilih sandal yang ringan d. Permainan akan dipenuhi sorak-sorai, tertawa, berterian, berlari dan berbagai tingkah yang umumnya ceria dan gembira. Sehingga sangat bermanfaat bagi semua pemain Pemain yang dinyatakan menang adalah apabila tim berhasil menyusun kembali susunan sandal sebagaimana semula. Permainan bergantian jika ada salah satu peserta badannya kena sandal. 3. Prinsip, Nilai dan Manfaat Permainan Tradisional[sunting] Permainan tradisional memiliki prinsip dan nilai yang sangat positip bagi perkembangan seorang anak. Hampir semua permainan tradisional mengajarkan dan menanamkan pengetahuan, keahlian dan keterampilan yang sangat membantu menumbuhkan seorang anak menjadi anak yang tangguh di tengah masyarakat. Beberapa prinsip dan nilai dalam permainan tradisional antara lain 1. Kebersamaan Semua jenis permainan tradisional dilakukan oleh lebih dari 1 berkelompok tanpa membedakan jenis kelamin, ras , suku dan agama. Di saat jaman sekarang yang sangat individualis, permainan tradisional mengajarkan semua dilakukan berkelompok. 2. Kompetisi Yang Sehat Permainan tradisional mengutamakan kompetisi yang sehat. Segala kecurangan sangat ditentang. Berbagai aturan diterapkan dan dipatuhi semua orang. Permainan yang selalu berujung kalah dan menang selalu direspon oleh peserta dengan lapang dada. Sportifitas menjadi benteng yang kokoh sehingga ketika sudah tahu ada yang menang dan kalah, tidak diakhiri dengan kebencian tetapi dengan ikhlas dan bertanggungjawab 3. Kekompakan Kompak dan kerjasama yang bagus sangat dibutuhkan dalam permainan tradisional. Permainan seperti galasin, pecah piring, tentu akan menjadi sangat indah dilihat jika semua peserta saling bekerjasama. Tidak dibutuhkan ego perseorangan, karena akan membuat tim kacau. Tidak semua tim memiliki kesempurnaan untuk melakukan berbagai peran, sehingga semua peserta bisa saling melengkapi. Yang kuat lari memberi dukungan bagi yang lemah. Yang ahli lompat akan membantu peserta yang pendek lompatannya. Saling permainan akan maksimal jika pembagian peran dilakukan secara kompak 4. Telaten, Detail dan Harus Sabar Dalam berbagai permainan tradisional seperti congklak, karet, peserta dilatih kesabarannya. Karena ketika tim lawan bermain, maka kita harus sabar menunggu giliran. Saat main conglak misalnya kita juga harus teliti dan detail menghitung batu-batu conglak. Kita juga harus detail melihat mana dan saat kapan kita bisa melakukan boom supaya dapat banyak. 5. Saling Percaya Membangun kepercayaan menjadi titik masuk sehingga seluruh proses permainan akan memberikan kebahagiaan. Karena jika terjadi kecurangan, tanpa ada kepercayaan dan saling curiga maka permainan yang seharusnya menyenangkan menjadi permainan yang membuat suasana hati buruk. Jika tim saling percaya, jika semua peserta membangun kejujuran, maka proses, alur dan hasil permainan akan memuaskan semua pihak. dan Kesimpulan[sunting] Sayangnya ditengah gelombang tehnologi informasi dan perkembangan media sosial saat ini. Dengan berbagai platform, aplikasi dan perusahaan multimedia yang membanjiri dunia maya, permainan tradisional mulai tersingkir. Di beberapa desa atau perkotaan memang satu dua masih ditemukan anak-anak bermain secara tradisional. Tetapi bentuk, ragam dan kekayaan permainan tersebut sudah mulai berkurang. Padahal sebagaimana disebutkan diatas, bahwa banyak nilai dan manfaat yang sangat bagi seiring dengan pertumbuhan anak. Anak lebih bersosialisasi. Anak-anak juga bergerak secara fisik sehingga membantu dalam membentuk tubuh yang lebih sehat. Karena itu beberapa hal yang sangat penting terkait dengan permainan tradisional. 1. Menyebarkan, mengenalkan dan menggali kembali permainan tradisional yang sudah terlupakan dan juga menggali permainan tradisional sesuai lokasi, suku, kebudayaan setempat untuk menjadi sebuah kekayaan bangsa dan negara Indonesia 2. Pemerintah, Swasta dan Masyarakat Sipil harus mendukung berbagai upaya dalam melestarikan permainan tradisional baik dalam peraturan atau kebijakan, program dan juga dibuat kebijakan yang sangat berpotensi mendukung pelestarian dan pembangunan permainan tradisional oleh pemerintah maka pihak swasta dan sipil akan sangat bersemangat melakukan berbagai upaya dalam melestarikan permainan tradisional 3. Perlu dilakukannya berbagai event, perlombaan, ajang kegiatan, pameran, festival permainan tradisional secara rutin dan berkesinambungan sehingga warga kembali mengingat dan berkenan untuk menerapkannya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam proses membimbing anak-anak mereka 4. Membangun berbagai komunitas warga yang relevan dengan permainan tradisional untuk semua kalangan sebagai ajang untuk bersosialisasi di tengah individualistik media sosial saat ini dan juga paparan informasi yang jutaan jumlahnya setiap hari di media sosial 5. Mengapresiasi berbagai komunitas, lembaga , perusahaan, badan termasuk WIkibuku yang menyelenggarakan kompetisi untuk menuliskan kembali permainan tradisional yang pernah ada dan sekarang masih ditemukan di Indonesia.
Secarageografis, Sumatra Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kepulauan Bangka-Belitung di timur, provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Berikut ini kami sajikan beberapa Permainan Tradisional Sumatera Selatan (Sumsel) berikut cara bermain, alat yang digunakan, dan tempat bermainnya.
MEDAN - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP menghadiri Pelantikan Pengurus Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia KPOTI Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara dan Pelatihan Pembentukan Pangkalan Olahraga Tradisional Pangkotrad Tahun 2021. Pelantikan bertema 'Kokohkan Pertahanan Bangsa Lewat Budaya Melalui Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia' itu digelar, Kamis 11/11 di Balairung Pemkab Deliserdang. Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Dr Rima Agristina SH SE MM mewakili BPIP dalam acara tersebut menuturkan amanah dan tugas mulia dalam mengenalkan kembali permainan tradisional kepada anak anak berbasis kearifan lokal sangat penting untuk saat ini. Rima mengatakan, permainan tradisional saat ini sudah lama tidak dimainkan oleh anak Indonesia. "Inilah yang menjadi amanah dan tugas mulia, bagaimana membawa anak-anak kita mampu kembali mengenal permainan tradisional yang berbasis pada kearifan lokal yang ada di Indonesia yang memiliki permainan tradisional terbanyak didunia yaitu kurang lebih permainan," ujarnya. Rima berharap Pancamain Indonesia seri berikutnya berasal dari Provinsi Sumatera Utara dapat cepat terlaksana disebarluaskan kepada anak anak yang ada di Sumatera Utara. Menurutnya, permainan tradisional di Sumatera Utara begitu banyak dan sebagian masih ada yang memainkan permainan tersebut. Dia menyebut, Pancamain juga dapat menjadi media pembelajaran Pancasila untuk anak-anak dengan cara yang menyenangkan karena dunia anak adalah dunia bermain. Dalam dunia bermain inilah cara tepat dalam mengenalkan Pancasila kepada kalangan anak-anak. "Maka sekali lagi kita mengajak untuk terus menggali dan melestarikan permainan rakyat dan olahraga tradisional," kata Rima. Setelah pelantikan, KPOTI Sumut langsung menggelar pelatihan pembentukan Pangkotrad di Kabupaten Deli Serdang. Pelatihan dilaksanakan selama tiga hari yang diisi sejumlah materi, diantaranya pembentukan Pangkotrad, hingga workshop jurnalistik kebudayaan. Sementara itu, Kepala Subdirektorat Pengendalian III BPIP Kenny Tawarnate menuturkan bahwa membentuk karakter nasionalisme banyak bisa dilakukan. Menurutnya permainan tradisional juga bisa membentuk karakter anak bangsa untuk mencintai permainan tradisional. “Untuk membentuk karakter nasionalisme itu banyak yang bisa kita lakukan, salah satunya adalah dengan permainan tradisional," ujarnya. Kenny berharap akan ada pembentukan pangkotrad di daerah lainnya guna untuk membentuk karakter nasionalisme pada anak. Pelatihan pembentukan Pangkotrad di Sumatera Utara sudah dilaksanakan di empat daerah yakni Kabupaten Langkat, Kabupaten Labuhan Selatan, Kabupaten Toba, dan Kabupaten Padang Sidempuan. Dalam kegiatan tersebut turut dihadiri Ketua Umum KPOTI Pusat Dr Zaini Alif SSn MDs, Deputi Pengendalian dan Evaluasi BPIP Dr Rima Agristina SH SE MM, Kadisbudpar Sumut Zumri Sulthony SSos MSi, Asisten I Pemkab DS Citra Efendi Capa, Ketua TP PKK Deli Serdang Hj Yunita Siregar, Ketua KONI Sumut John Lubis, Sejarawan Ichwan Azhari, Dosen Fisip USU Faisal Mahrawa serta seluruh pengurus KPOTI Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
PermainanTradisional Gasing Sumatera Utara Madaniah adalah pabrik produsen pembuatan alat peraga edukasi (APE) mainan anak indoor yang berkualitas bagus dengan harga murah. Kami menyediakan dan menjual alat peraga edukatif ber-SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak (TK) .
Olahraga tradisional masyarakat di Pulau Sumatra sangat beragam. Masing-masing daerah memiliki ciri khas tersendiri. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Geulayang Tunang Geulayang Tunang terdiri atas dua kata, yaitu geulayang yang berarti layang-layang dan tunang berarti pertandingan. Dari namanya jelas mempertegas bahwa geulayang tunang merupakan pertandingan layang-layang atau adu layang yang diselenggarakan pada waktu tertentu. Permainan ini sangat digemari masyarakat di berbagai daerah di Aceh. Mengenai nama permainan jenis ini, ada pula yang menyebutnya adu geulayang. Kedua istilah yang disebutkan terakhir memiliki maksud dan arti yang zaman dahulu, permainan ini diselenggarakan sebagai pengisi waktu setelah masyarakat suatu tempat panen padi. Sebagai pengisi waktu, permainan ini sangat bersifat rekreatif. Oleh karena itu, permainan ini sering kali dilombakan dalam acara peringatan hari kemerdekaan RI atau even-even kebudayaan lainnya di Aceh semisal Pekan Kebudayaan Aceh. Provinsi Sumatera Utara Zawo-zawoZawo- zawo adalah sejenis permainan rakyat di kalangan penduduk Nias, Sumatra Utara. Dalam permainan ini para pemain melompati susunan batu hompo batu yang berbentuk trapesium yang tingginya mencapai 2 meter. Selain itu, pada masa lalu, ketangkasan melompati batu tersebut merupakan prasyarat seorang pemuda untuk memasuki jenjang pernikahan. Zawo-zawo masih dapat ditemukan hingga saat ini di desa-desa di Kabupaten Nias Selatan. Provinsi Sumatera Barat Pacu JawiPacu Jawi merupakan olahraga tradisional yang berkaitan dengan budaya lokal yang berasal dari Sumatera Barat tepatnya di Kabupaten Tanah Datar. Berbeda dengan karapan sapi di Madura yang diselenggarakan di arena kering, Pacu Jawi di Kabupaten Tanah Datar di gelar di persawahan sehabis panen dalam kondisi arena Pacu Jawi ini dilombakan bukan dengan pasangan lawan sebagaimana layaknya perlombaan, tetapi hanya dilepas satu pasang setiap lomba. Seorang joki mengendarai sepasang sapi yang diapit dengan peralatan pembajak sawah sambil memegang tali dan ekor kedua sapi. Ketika joki ingin berlari cepat, dia akan menggigit ekor-ekor sapi. Semakin cepat sapi itu berlari, semakin keras dia harus menggigit ekor tradisional Pacu Jawi mencerminkan semangat yang sangat luar biasa anak nagari di Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Provinsi Riau Pacu JalurPacu Jalur adalah sejenis lomba perahu dayung tradisional yang berasal dari Riau. Berukuran panjang sekitar 25-40 meter dengan awak perahu 40-60 orang. Setiap tahunnya, sekitar tanggal 23-26 Agustus, diadakan Festival Pacu Jalur sebagai sebuah acara budaya masyarakat tradisonal dari Kabupaten Teluk Kuantan, Riau, bersamaan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Pacu Jalur ini sudah masuk dalam kalender pariwisata nasional. Biasanya sebelum acara dimulai, diawali upacara sacral oleh pawang jalur. Seluruh Desa dan Kecamatan di Kabupaten Kuantan Singing mengirimkan wakilnya untuk mengikuti lomba sebagai partisipasi dan prestise masing-masing desa. Selain perlombaan, diadakan juga Pekan Raya Kuantan Singing, pertunjukan Sendratari dan, lagu daerah, randai dan lain sebagainya.
\n\n \n permainan tradisional sumatera utara
Eventname : Festival Nasional Musik Tradisi Anak-Anak 2014Place : Taman Ismail Marzuki, Jakarta, IndonesiaDate/time : 18 Mei - 22 Mei 2014[SINOPSIS]PARAMAHA
- Tradisi lompat batu disebut hombo atau fahombo dilakukan suku Nias, Provinsi Sumatera Utara. Tradisi ini hanya dilakukan oleh laki-laki. Tradisi ini bisa ditemukan Desa Bawomataluo. Desa adat di Kabupaten Nias Selatan yang kental dengan Tradisi Lompat dalam bahasa Nias berarti bukit matahari. Penamaan desa tersebut sesuai dengan nama letaknya yang berada di atas bukit dengan ketinggian 324 meter di atas permukaan laut. Desa ini telah dibangun berabad-abad yang lalu. Tradisi Lompat Batu biasanya dilakukan para pemuda dengan cara melompati tumpukan batu setinggi 2 meter untuk menunjukkan bahwa mereka pantas dianggap dewasa secara fisik. Selain ditampilkan secara adat, tradisi lompat batu juga menjadi pertunjukkan menarik, khususnya bagi para wisatawan yang datang ke sana. Baca juga Tradisi Lompat Batu Bawomataluo, Persiapan sebelum PerangKabupaten Nias Selatan mempunyai luass wilayah km2. Wilayahnya berada di bagian barat pulau Sumatera dengan jarak kurang lebih 92 mil dari Kota Sibolga atau Kabupaten Tapanuli Tengah. Ibu kota Nias Selatan adalah Teluk Dalam yang berkedudukan di pulau Nias. Sejarah Tradisi Lompat Batu Tradisi Lompat Batu telah berlangsung berabad-abad yang lalu. Tradisi dilestarikan bersama budaya megalitikum di pulau seluas km2 yang berpenduduk jiwa dan di kelilingi Samudera Hindia. Tradisi Fahombo diwariskan secara turun-temurun pada anak laki-laki. Namun, tidak semua anak laki-laki sanggup melakukan tradisi ini, meskipun mereka telah dilatih sejak kecil. Masyarakat Nias percaya bahwa selain latihan ada unsur magis dari roh leluhur untuk seseorang yang berhasil melompati batu dengan sempurna. Baca juga Menjelajah Situs Megalitik di Nias yang Berusia Ribuan Tahun AlatPermainan Tradisional Yoyo Kayu Sumatera Utara Madaniah adalah pabrik produsen pembuatan alat peraga edukasi (APE) mainan anak indoor yang berkualitas bagus dengan harga murah. Kami menyediakan dan menjual alat peraga edukatif ber-SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak (TK) . Medan, IDN Times- Ketua Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional KPOTI Sumut, Agustin Sastrawan menyampaikan Sumut memiliki banyak sekali permainan rakyat dan olahraga tradisional yang mencapai kurang lebih 2000-an itu, semua orang wajib menjaga ketahanan budaya. Salah satunya dengan melestarikan permainan rakyat dan olahraga tradisonal. “Banyak yang tidak menyadari dengan kekayaan alam yang besar, Sumut memiliki potensi yang besar sekali untuk menciptakan sesuatu yang baru,” kata Agustin, Selasa 31/8/2021. 1. Saat ini, anak-anak banyak sekali yang terpengaruh dengan permainan yang punya pengaruh kurang baikIlustrasi Game IDN Times/Mardya Shakti Namun saat ini, Agustin menilai anak-anak banyak sekali yang terpengaruh dengan permainan yang punya pengaruh kurang baik. Agustin menyebutkan sejumlah permainan modern di gawai, yang tidak lebih baik dari permainan rakyat dan olahraga tradisional yang ada. Baca Juga Main Game 2 Jam Bakar Kalori Setara Kali Sit Up, Ini Sebabnya 2. KPOTI Sumut akan membentuk 250 Desa Pangkalan Olahraga Tradisional di lima zonaIlustrasi permainan tradisional menuturkan, KPOTI Sumut akan membentuk 250 Desa Pangkalan Olahraga Tradisional di lima zona yakni Deliserdang, Langkat, Padangsidimpuan, Toba dan Labuhanbatu. Pembentukan ini akan melibatkan Pemerintah Provinsi Sumut."Pangkalan olahraga ini fungsinya untuk pendataan, penggalian hingga pelestarian permainan rakyat dan olahraga tradisional. Selain itu berfungsi juga sebagai tempat pembinaan prestasi bagi masyarakat," ujarnya pada kegiatan puncak Bulan Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Sumut 2021 di Aula Tengku Rizal Nurdin. 3. Nawal Lubis dianugerahi gelar Bunda Permainan Tradisional oleh KPOTI SumutIstimewa/IDN TimesDalam kegiatan tersebut, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga TP PKK Sumatera Utara Sumut Nawal Lubis dianugerahi gelar Bunda Permainan Tradisional oleh KPOTI Sumut. Nawal dinilai memiliki kepedulian yang tinggi terhadap budaya nusantara melalui permainan rakyat dan olahraga kesempatan itu, Nawal mengajak seluruh masyarakat agar tidak meninggalkan permainan rakyat dan olahraga tradisional.“Sebagai aset dan kekayaan bangsa, permainan rakyat dan olahraga tradisional ini perlu kita jaga dan terus lestarikan. Jangan sampai hilang ditelan masa, saat ini permainan rakyat dan tradisional bersaing dengan permainan yang lebih modern,” kata juga berharap agar permainan rakyat dan olahraga tradisional tersebut memiliki payung hukum yang kuat agar dapat tetap lestari. Salah satunya dengan cara mendaftarkannya hak kekayaan intelektual. Baca Juga Rindu! Ini 7 Permainan Tradisional yang Bikin Ingat Masa Lalu
Asahan Sumatra Utara - Sejumlah pelajar tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama se-Kabupaten Asahan, Sumatra Utara, mengikuti lomba permainan tradisional di lapangan Hokky, pada Rabu (20/3/2019). Dalam memperingati Hari Jadi Kota Asahan ke-73, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan menggelar
LAicHEE.
  • 46gerpoabi.pages.dev/215
  • 46gerpoabi.pages.dev/599
  • 46gerpoabi.pages.dev/458
  • 46gerpoabi.pages.dev/341
  • 46gerpoabi.pages.dev/559
  • 46gerpoabi.pages.dev/72
  • 46gerpoabi.pages.dev/35
  • 46gerpoabi.pages.dev/10
  • permainan tradisional sumatera utara